Challenge 003 : Musholla Teknik UNS



Desain Musholla Fakultas Teknik UNS

T.o.R

Program:
Dua program utama yang harus terdapat dalam desain adalah ruang sholat dan ruang wudhu. Mengenai besarannya tidak ditentukan.

Site:
Berada diantara gedung II dan III FT UNS, ukuran site lebar 15m panjang 20m.

Produk:
Media presentasi bebas, bisa sketsa, gambar kerja, 3d, maket, video, tulisan singkat. Kuantitas karya minimal satu gambar/video dan disertai satu paragraf deskripsi.

Data:
Fotografi eksisting dapat diunduh dari dropbox superhouse-lab.

Tenggat waktu:
Kamis, 3 Oktober 2013 pukul 23.59
Revisi: Minggu, 6 Oktober 2013 pukul 23.59

Pengumpulan:
addina.okeh@gmail.com atau dropbox superhouse-lab.

[JELAJAH] Timor Leste

Oleh : Faiz Suprahman


Obrigado barak!, begitu cara orang timor leste mengucapkan terima kasih dalam bahasa tetum. tetum adalah bahasa asli dan dipakai dalam keseharian rakyat timor leste selain bahasa lainnya yaitu bahasa indonesia,inggris dan portugis. meski begitu, jalanan Kota Dili lebih didominasi tulisan berbahasa inggris dan portogis sejauh yang bisa dilihat. Beragam bahasa tersebut juga menunjukan siapa yang paling banyak menempati Kota Dili selain masyarakat aslinya, ada bangsa Portugis, australia dan tentunya bangsa indonesia.


Sejak kemerdekaan di tahun 1999 dan merupakan negara baru pertama di millenium ketiga, Kota Dili menjadi Ibu Kota negara. Kota Dili merupakan kota yang berorientasi pada perairan atau yang lebih dikenal dengan waterfront city. Di sepanjang garis pantai terdapat ruang - ruang publik yang cukup nyaman untuk masyarakat sekitar menikmati sudut kota dengan latar laut dan matahari yang terbenam. Beberapa sculpture menghiasi taman - taman kota ini. Kantor - kantor pemerintahan cukup terbuka tanpa pagar menggambarkan kedekatan pemimpin dan rakyatnya. Banyak juga tempat di Kota Dili  yang "bercerita" tentang bagaimana perjuangan dan pengorbanan bangsa Timor Leste untuk mencapai cita - cita kemerdekaan. Misalnya  sebuah gereja Santo António Motael sebagai awal dari sejarah peristiwa santa cruz.

Cuaca normal disana cukup cepat membuat saya berkeringat, namun selang beberapa jam setelah sampai pusat kota hujan turun sedikit membantu. Malam harinya waktunya menikmati kuliner kota. banyak restoran tepi laut dengan sajian spesial seafood yang sangat hebat, enak sekali, namun sayang masakan - masakan tersebut masih di dominasi oleh koki asing. Seorang teman mantan pejuang fretilin yang mengantar keliling kota berkata senang sekali bisa bekerja bersama orang Indonesia, selain lebih mudah dalam komunikasi orang indonesia lebih gigih, rajin dan stamina nya bagus dalam bekerja katanya, padahal sebenernya saya sudah ingin sekali bertemu tempat tidur.

Bertemu dengan masyarakat disana dan sedikit berbagi cerita, sempat terpikir saya akhirnya berjumpa dengan orang timor leste setelah bukan lagi saudara setanah air. Sudah menjadi orang merdeka dengan impian membangun negaranya agar semakin berdaulat. Semoga kemerdekaan yang mereka pilih adalah sebuah kebaikan yang bergulir dari kebaikan sebelumnya. Terima kasih timor leste telah menjadi salah satu bagian sejarah NKRI.


Penggal Kawasan Pusat Pemerintahan Kota Dili





Farol Light House
Palacio do Gaverno

Compact house is social house


COMPACT HOUSE IS SOCIAL HOUSE

teks dan grafis oleh Auriza Salim Akbar

Compact house atau rumah ringkas dapat dicapai dengan optimalisasi dan organisasi program-program didalamnya. Akan tetapi pada suatu saat, hal ini ada batasannya, batasannya adalah proporsi manusia itu sendiri. Setiap keluarga yang menempati unit rumah memiliki kebutuhan ruang yang hampir serupa. Masing-masing rumah butuh ruang keluarga, butuh dapur, butuh kamar mandi, butuh area servis, butuh tempat parkir, mungkin juga butuh satpam untuk menjaga kendaraannya. Ruang-ruang servis atau penunjang dipakai ketika diperlukan saja, hal ini adalah inefisiensi. Dalam kumpulan rumah (perumahan) hal ini menjadi inefisiensi yang sangat besar. Kuncinya adalah dengan berbagi (share) fasilitas. Dengan berbagi fasilitas dengan rumah yang lain, kita bisa mencapai efisiensi maksimum. 

Pada dasarnya manusia memiliki naluri untuk memiliki sebuah tempat, saya menyebutnya ego teritorial. Dimulai dari membuat batas dari lahan pertanian, petak-petak sawah, kemudian pagar rumah. Hal ini tidak menjadi masalah ketika lahan yang tersedia masih luas, namun ketika lahan sudah semakin terbatas, sedikit demi sedikit manusia harus rela untuk sedikit demi sedikit mengurangi ego teritorial-nya untuk mendapatkan lingkungan yang lebih baik.
Sebagai contoh dengan tipikal rumah strip perumahan saat ini, pengguna hanya mendapatkan lahan sempit didepan sebagai ruang terbuka hijau didepan dan dibelakang rumah, itu juga untuk yang dibagian depan sudah termakan oleh parkir kendaraan. Anak-anak kecil akan bermain dijalan kendaraan. Andaikan jika lahan-lahan sempit dari rumah yang bersebelahan dikumpulkan maka akan menjadi lahan yang cukup besar untuk anak-anak bermain. Belum lagi jika parkir mobil dikumpulkan menjadi satu. 

Studi ini adalah tentang menemukan kemungkinan-kemungkinan baru dari sebuah rumah ringkas lewat sebuah simulasi programming ruang. Studi kasus yang diambil adalah empat unit rumah yang berpunggungan dan bersebelahan dalam sebuah strip perumahan. 

GRAPHIC AS A TOOL

Pada suatu hari om Koolhaas pernah berkata:
"The diagram is in fact an organizational and strategic tool for program, it is a diagram of program."
Om Einsenman juga berkata:
"Content is form"
Faktanya sebuah diagram adalah representasi aktual dari program sekaligus bagaimana sebuah program berinteraksi dengan program lainnya. Sebuah diagram dapat menjadi alat (tool) yang fungsional dan fun dalam melihat hubungan dan mensimulasikan sebuah objek didunia nyata, sekaligus langsung berfungsi sebagai materi presentasi.

Skema ini dapat di terapkan dalam berbagai tipe hunian dan ukuran. Dapat diaplikasikan pada rumah darat (landed house) atau hunian massal seperti apartemen dan rumah susun.


STUDI

Studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi kemungkinan penyatuan program antara rumah-rumah yang berdekatan untuk mencapai efisiensi yang lebih besar dari rumah ringkas yang berdiri sendiri.
Studi ini mengkategorikan sebuah unit hunian kedalam sembilan program, yaitu: parkir, taman, servis, makan, dapur, tv, mandi, penyimpanan dan tidur. Dari kesembilan program ini dapat di break-down ke banyak program turunan lainnya.
Dalam kerangka eksplorasi ruang-ruang mana saja yang dapat di-share, diagram tingkat privasi menjadi alat yang pertama. Ruang dengan tingkat privasi lebih rendah meningkatkan kemungkinan penerimaan oleh pengguna untuk menggunakannya bersama dengan orang lain. Sebaliknya ruang dengan tingkat privasi lebih tinggi atau yang paling tinggi membuat orang lebih sulit untuk menerimanya dalam berbagi bersama orang lain.

Sembilan program dasar ini dapat diurutkan berdasarkan apa yang kita identifikasi sebagai tingkat privasi.  Tingkat privasi yang selama ini kita kenali pada dasarnya merupakan generalisasi dari berbagai macam preferensi pengguna. Pada awalnya kita dapat memanfaatkan pembagian privasi ini sebagai titik mula kita melakukan studi, namun dimungkinkan juga bagi kita untuk membalik cara pandang ini. Sudah banyak ditemui kelompok rumah yang berbagi taman, tempat parkir dsb, tapi masih sangat jarang rumah yang ditemukan berbagi area dengan tingkat privasi paling tinggi, contohnya berbagi kamar tidur? 


Kemudian satu unit ini didampingkan dengan tiga unit lainnya untuk mensimulasikan tipikal rumah di perumahan. Parkir mobil didepan, taman, ruang servis dengan akses langsung ke jalan, kamar tidur dan kamar mandi dibagian belakang, mensimulasikan area dengan tingkat privasi paling tinggi.

Iterasi A.01


Pada iterasi pertama, kita menshare dua fungsi dasar yang paling rendah tingkat privasinya yaitu parkir kendaraan dan taman. Pada gambar disebelah kiri, masing-masing unit masih berdiri sendiri dengan fungsi yang lengkap, kemudian fungsi parkir kendaraan digabungkan dengan tiga unit bangunan yang lain, sehingga untuk pengamanan, mereka cukup patungan membayar satu satpam untuk menjaga mobil mereka berempat. Pengaturan ini sekaligus menyederhanakan sirkulasi kendaraan dalam kompleks perumahan yang lebih besar. 

Gambar sebelah kanan memshare fungsi taman, taman yang tadinya kecil-kecil untuk setiap rumah, ketika digabungkan menjadi satu taman yang besar. Anak-anak mereka tidak perlu bermain dijalan raya, sekaligus memudahkan pengawasan orang tua terhadap mereka, karena  anak-anak tidak perlu bermain jauh.

Iterasi A.02



Berikutnya kita mengkombinasikan hasil dari iterasi yg pertama. Pada diagram sebelah kiri atas, kita menggabungkan fungsi taman dan fungsi parkir. Bagian pusat dari cluster ini menjadi daerah dengan privasi yang paling rendah, kemudian secara bertahap bagian yang terluar merupakan area dengan privasi paling tinggi, kamar mandi dan ruang tidur terletak di lapisan paling luar. Ruang keluarga terletak ditepi taman bersama, taman dapat menjadi perlebaran ruang keluarga dimasing-masing rumah, menjadi pemandangan dan memudahkan pengawasan anak yang bermain.

Perkembangan selanjutnya dari diagram ini ada disebelah kanan atas, ruang keluarga dari dua rumah yang bersebelahan mulai dishare.. jadi dua unit rumah menempati ruang keluarga yang sama. selain ruang keluarga, dishare juga ruang service, jadi daripada masing-masing rumah membayar asisten rumah tangganya sendiri-sendiri, mereka dapat membayar bersama asisten rumah tangga untuk melayani dua rumah.

Iterasi A.03

Pada iterasi ketiga ini, saya memikirkan kemungkinan ekstrim untuk mereduksi ruang-ruang privat sampai ke titik yang paling esensial. Ruang-ruang apa saja yang sebenarnya paling esensial di tempati sendiri, dan ruang-ruang lainnya dapat berbagi. Saya menyimpulkan kamar tidur, kamar mandi dan ruang penyimpanan adalah ruang yang mutlak ditempati sendiri. 

Jika melihat diagram diatas, skema dasarnya masih sama dengan iterasi sebelumnya, masih terdapat empat unit bangunan, hanya saja fungsinya sudah diatur ulang. Diskema ini program ruang keluarga, dapur, ruang makan dan ruang service dishare dan dikumpulkan dalam satu tempat. Tiap-tiap unit bangunan melayani satu fungsi bersama, misalnya ada rumah yang menjadi unit ruang keluarga, ada yang menjadi unit servis, ada yang menjadi unit masak kemudian makan bersama di unit lainnya. 

Akhir

Perangkat program-diagram ini dapat melahirkan banyak sekali kemungkinan tentang share housing. Tiga iterasi diatas hanya sebagian kecil dari eksperimen yang saya lakukan dengan perangkat ini. Jika ada waktu dan mood mungkin saya akan lanjutkan pembahasannya.

sumber bacaan:
http://cisar.blogspot.com/2011/01/beyond-program-on-diagram-in-oma-and.html

rumah 2x10


Rumah ini akan dihuni oleh satu keluarga kecil yg terdiri dr suami istri, seorang anak dan seekor kelinci. Ruang yang dibutuhkan hanyalah satu kamar tidur, rg duduk, dapur beserta ruang makan dan kamar mandi. Ditambah area untuk parkir dua buah sepeda.

Eksisting
Eksisting site merupakan rumah petak dg lebar 2m dan panjang 10m. Memiliki peruangan linear ke belakang dg urutan R tamu, r tidur, dapur, km. (Lihat denah eksisting) Peruangan semacam ini memang tipikal rumah petak di area jakarta dan sekelilingnya. Pola ruang linier ini memang simpel namun dirasa tidak efisien karena dg lebar bersih 1,85 meter dan r tidur berada di tengah maka area rg tidur harus dikurangi sirkulasi penghubung antara r tamu menuju dapur. Karena tempat tidur yg akan  dipakai selebar 1,6 maka ruang tersisa hnya 25cm. Dan itu tidak mungkin. Maka dibutuhkan pola peruangan baru.

Potensi
+ Site teretak di hook, dengan sisi 2m menghadap utara dan sisi 10m menghadap timur.
+ site berada di kampung yg dihimpit kompleks perumahan, jalan di sebelah site selebar 2m (timur) dan selebar 1m (utara).
+ lokasi kampung dilalui kali pesanggrahan sehingga area site rawan banjir tahunan, dengan ketinggian rata-rata 60 cm dr muka jln (untuk siklus 5 tahunan lebih tinggi)
+ site berada di sebelah mushola, dan dekat dg masjid

Peruangan
1
Pintu utama eksisting berada di sisi barat, untuk mengefektifkan sirkulasi maka pintu utama dipindah ke bagian tengah sisi 10m (timur). Bangunn dibuat menjadi 2 lantai. Selain itu sirkulasi utama juga diletakkan di tengah bangunan, alhasil ruang yang terbentuk sudah tidak terkurangi sirkulasi (lihat diagram penjelasan).


2
untuk mengatasi permasalahan banjir, rumah-rumah di daerah ini level lantainya ditinggikan. Demikian juga rmh ini, dibuat split level, tidak keseluruhan lantai bangunan ditinggikan. Dapur dan kamar mandi masih pd level eksisting namun rg keluarga ditinggikan 1,2m. Area pintu utama dinaikkan 60cm.

3
Tinggi bangunan eksisting 2.8m, renovasi ini membuat bangunan menjadi dua lantai, dengan lebar 2m maka proporsi bangunan jika dua lantai akan terlihat terlalu kurus dan tinggi, karena itu tinggi floor to floor lantai harus ditekan se efisien mungkin agar bangunan tidak terlalu tinggi. Selain itu, dikarenakan alasan struktur eksisting, bangunan tidak bisa terlalu tinggi. Ini juga menjadi pertimbangan kenapa dibuat split level, dan area dapur dipertahankan tetap pd level eksisting. Area dapur menjadi area yg dibuat dua lantai namun dengan ketinggian ceiling yg di tekan se minimal mungkin. Lt 2 (rg tidur) dibuat dengan ketinggian plafond standard minimal unuk mengejar kenyamanan. Sedangkan pada rg keluarga bisa mendapat level ceiling yang tinggi agar ruang terasa luas.
4
Ruang (semi) publik dibuat continue. Rg keluarga akan menjadi denyut aktivitas utama pd rmh ini dibuat menyatu dengan area tangga. Dengan demikian secara visual ruang ini langsung terasa luas karena menguasai lebih dr setengah bangunan.  Dengan ceiling yg tinggi rg keluarga semakin terasa luas meskipun area sesungguhnya rg ini hanya 2x3.3 m (6.6m2).

5
Area tangga bisa dibilang menjadi area terbuang, namun mutlak diperlukan krn disinilah sirkulasi utama bangunan terjadi. Untuk itu area ini secara luasan hrs ditekan seminimal mungkin. Sirkulasi dibagi 3:
- naik dr level jalan menuju entrance (termasuk teras)
- naik/turun penghubung dapur dg rg keluarga
- naik/turun penghubung rg keluarga dg rg tidur.
Dr total lebar bersih bangunan 1.85 m dibagi tiga sehingga didapat lebar sirkulasi 60cm (msh memenuhi standard), dan sisa 5cm untuk railing. Alhamdulillah pas :D
Agar nyaman, anak tangga dibuat lebar 30cm dan tinggi 16cm, kebetulan user sedang hamil sehingga tangga hrs selandai mngkin.

6
Dibutuhkan area untuk parkir 2bh sepeda. Eksisting bngunan sudah memenuhi semua area lahan dan hanya tersisa kurang dari 1 m di sisi utara dan ini dipakai untuk area jemur. Jika sepeda ditempatkan didlm rnh sudah barang tentu akan menghabiskan ruangan yg sudah sangat terbatas.

 (continue)

####struktur
####material



(completed phase 1)




instagram feed (photos of this house and view outside)

3x5=7


Jadi begini, Pak Charlie adalah seorang bapak dari 5 orang anak, dan seorang suami dari ibu yang bisa kamu panggil Bu Charlie saja jika kamu bertemu dia di RT 13 kampung pademangan barat. Kampung Pademangan Barat itu jalan nya kecil-kecil tapi di penuhi anak - anak yang bermain, ibu - ibu yang mencuci baju dan bapak - bapak yang main catur, bukan mobil yang macet -macet. Seperti jalannya, tanah/ruang untuk membangun rumah juga kecil - kecil. Namun warganya berhati besar - besar =).

Salah satunya dari anak - anak itu ada namanya Gilang.Betul!, Gilang itu adalah anak bungsu Pak Charlie yang memiliki keistimewaan dari anak - anak lain. Gilang bermain dimana saja, dimulai dari dia bangun pagi di rumahnya yang berukuran 3x5m, lalu di depan rumahnya yang ada warung jual gorengan, lalu gangguin tukang becak yang masih tidur sampai keseluruh kampung ia jelajahi. Jika bertemu Gilang kamu pasti akan di peluknya. Lalu dia akan bercerita tiba - tiba, "om...om...rumah gilang baru Om...alhamdulillah...tuh Om ada gambarnya".

to be continued =D..